- Anjing dan Bayangannya
Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang,
berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia
melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat
bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah
ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih
besar dari miliknya.
Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.
Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang
lain.
- Semut dan Belalang
Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut
yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan
butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu
seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan
memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk
dirinya.
"Apa!" teriak sang Semut
dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan
untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan
sepanjang musim panas?"
"Saya tidak mempunyai waktu
untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk
membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."
Semut tersebut kemudian mengangkat
bahunya karena merasa gusar.
"Membuat lagu katamu ya?"
kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu
selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian
semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa
memperdulikan sang Belalang lagi.
Ada saatnya untuk bekerja dan ada
saatnya untuk bermain.
- Kerbau dan Kambing
Kerbau dan KambingSeekor kerbau jantan berhasil lolos dari
serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut
sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap
saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing
jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing
jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan
tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa.
Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar
sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.
Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan
berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang
pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan
memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan."
- Burung Gagak dan Sebuah Kendi
Pada suatu musim yang sangat kering, dimana saat itu
burung-burungpun sangat sulit mendapatkan sedikit air untuk diminum, seekor
burung gagak menemukan sebuah kendi yang berisikan sedikit air. Tetapi kendi
tersebut merupakan sebuah kendi yang tinggi dengan leher kendi sempit.
Bagaimanapun burung gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air yang
berada dalam kendi, dia tetap tidak dapat mencapainya. Burung gagak tersebut
hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal karena kehausan.
Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia
lalu mengambil kerikil yang ada di samping kendi, kemudian menjatuhkannya ke
dalam kendi satu persatu. Setiap kali burung gagak itu memasukkan kerikil ke
dalam kendi, permukaan air dalam kendipun berangsur-angsur naik dan bertambah
tinggi hingga akhirnya air tersebut dapat di capai oleh sang burung Gagak.
Walaupun sedikit, pengetahuan bisa menolong diri kita pada
saat yang tepat.
Pengembara yang lain, merasa tidak dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia sering mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal.
Temannya yang berada di pohon tidak berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan pergi.
Pengembara yang berada di atas pohon kemudian turun dari persembunyiannya.
"Kelihatannya seolah-olah beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu," katanya. "Apa yang di katakan oleh beruang itu"
"Beruang itu berkata," kata pengembara yang berbaring tadi, "Tidak bijaksana berjalan bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya."
Kemalangan dapat menguji sebuah persahabatan.
Dua ekor kambing berjalan dengan gagahnya dari arah yang berlawanan di
sebuah pegunungan yang curam, saat itu secara kebetulan mereka secara bersamaan
masing-masing tiba di tepi jurang yang dibawahnya mengalir air sungai yang
sangat deras. Sebuah pohon yang jatuh, telah dijadikan jembatan untuk
menyebrangi jurang tersebut. Pohon yang dijadikan jembatan tersebut sangatlah
kecil sehingga tidak dapat dilalui secara bersamaan oleh dua ekor tupai
dengan selamat, apalagi oleh dua ekor kambing. Jembatan yang sangat kecil itu
akan membuat orang yang paling berani pun akan menjadi ketakutan. Tetapi kedua
kambing tersebut tidak merasa ketakutan. Rasa sombong dan harga diri
mereka tidak membiarkan mereka untuk mengalah dan memberikan jalan terlebih
dahulu kepada kambing lainnya.
Saat salah satu kambing menapakkan kakinya ke jembatan itu, kambing yang lainnya pun tidak mau mengalah dan juga menapakkan kakinya ke jembatan tersebut. Akhirnya keduanya bertemu di tengah-tengah jembatan. Keduanya masih tidak mau mengalah dan malahan saling mendorong dengan tanduk mereka sehingga kedua kambing tersebut akhirnya jatuh ke dalam jurang dan tersapu oleh aliran air yang sangat deras di bawahnya.
Lebih baik mengalah daripada mengalami nasib sial karena keras kepala.
Seekor anak kambing yang sangat
lincah telah ditinggalkan oleh penggembalanya di atas atap jerami kandang untuk
menghindari anak kambing itu dari bahaya. Anak kambing itu mencari rumput di
pinggir atap, dan saat itu dia melihat seekor serigala dan memandang serigala
itu dengan raut muka yang penuh dengan ejekan dan dengan perasaan yang penuh
kemenangan, dia mulai mengejek serigala tersebut, walaupun pada saat itu dia
tidak ingin mengejek sang Serigala, tetapi karena dia merasa serigala tersebut
tidak akan dapat naik ke atas atap dan menangkapnya, timbullah keberaniannya
untuk mengejek.
Serigala itupun menatap anak kambing itu dari bawah, "Saya mendengarmu," kata sang Serigala, "dan saya tidak mendendam pada apa yang kamu katakan atau kamu lakukan ketika kamu diatas sana, karena itu adalah atap yang berbicara dan bukan kamu."
- Dua Orang Pengembara dan Seekor Beruang
Dua orang berjalan mengembara bersama-sama melalui sebuah hutan yang lebat.
Saat itu tiba-tiba seekor beruang yang sangat besar keluar dari semak-semak di
dekat mereka.
Salah satu pengembara, hanya memikirkan keselamatannya dan tidak
menghiraukan temannya, memanjat ke sebuah pohon yang berada dekat dengannya.Pengembara yang lain, merasa tidak dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia sering mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal.
Temannya yang berada di pohon tidak berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan pergi.
Pengembara yang berada di atas pohon kemudian turun dari persembunyiannya.
"Kelihatannya seolah-olah beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu," katanya. "Apa yang di katakan oleh beruang itu"
"Beruang itu berkata," kata pengembara yang berbaring tadi, "Tidak bijaksana berjalan bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya."
Kemalangan dapat menguji sebuah persahabatan.
- Dua Ekor Kambing
Saat salah satu kambing menapakkan kakinya ke jembatan itu, kambing yang lainnya pun tidak mau mengalah dan juga menapakkan kakinya ke jembatan tersebut. Akhirnya keduanya bertemu di tengah-tengah jembatan. Keduanya masih tidak mau mengalah dan malahan saling mendorong dengan tanduk mereka sehingga kedua kambing tersebut akhirnya jatuh ke dalam jurang dan tersapu oleh aliran air yang sangat deras di bawahnya.
Lebih baik mengalah daripada mengalami nasib sial karena keras kepala.
- Anak Kambing dan Serigala
Serigala itupun menatap anak kambing itu dari bawah, "Saya mendengarmu," kata sang Serigala, "dan saya tidak mendendam pada apa yang kamu katakan atau kamu lakukan ketika kamu diatas sana, karena itu adalah atap yang berbicara dan bukan kamu."
Well done.
ReplyDeleteBagus.Teruskan usaha!
ReplyDelete